7 Fakta Menarik Fujiko Fujio: Dari Sahabat Sejati hingga Pencipta Doraemon
Duet mangaka yang lebih dikenal dengan nama Fujiko Fujio ini bukan cuma pencipta Doraemon, tapi juga dua sahabat yang perjalanan hidupnya penuh lika-liku, kerja keras, eksperimen kreatif, sampai cerita persahabatan panjang yang manis sekaligus menyentuh.
Dalam artikel ini, kita bakal bahas perjalanan mereka dari masa kecil sampai akhir hayatnya. Seperti apa? Simak sampai habis.

Usai memulai debut di bangku SMA, Fujimoto dan Abiko-sensei akhirnya berhasil mewujudkan impiannya dengan mengunjungi kediamannya Osamu Tezuka. Di sana, duo mangaka ini menunjukkan salah satu karyanya yang berjudul Ben Hur.
Osamu-sensei memuji hasil karya mereka. Nggak cuma itu, beliau juga sampai memprediksi bahwa suatu saat Fujimoto dan Abiko-sensei akan menjadi sosok mangaka yang berpengaruh di dunia animanga.
Pada akhirnya, kisah hidup Fujimoto-sensei dan Abiko-sensei bukan cuma tentang bagaimana mereka menciptakan karakter ikonik yang disukai seluruh dunia, tapi juga tentang persahabatan, mimpi, dan dedikasi yang mereka jaga sampai napas terakhir.
1. Sahabat Sejati sampai Mati

Fujimoto-sensei dan Abiko-sensei sama-sama berasal dari Kota Takaoka, prefektur Toyama. Soal umur, Fujimoto-sensei lebih tua 3 bulan daripada Abiko-sensei. Hiroshi Fujimoto lahir pada tanggal 1 Desember 1933, sementara Motoo Abiko lahir pada 10 Maret 1934.
Mereka sudah berteman sejak di bangku SD. Nggak cuma itu, mereka juga sama-sama punya hobi menggambar. Tapi, hasil karya mereka ini sengaja disembunyikan karena malu kalau sampai teman-temannya ini tahu. Satu kesamaan lain dari duo mangaka ini adalah mereka sama-sama mengidolakan Osamu Tezuka, yang saat itu sedang mengerjakan serial manga Shin Takarajima.
Fun fact, duo mangaka ini sempat membuat alat proyektornya sendiri guna membantu proses pembuatan manganya. Berkat alat tersebut, mereka bisa memproduksi beberapa karya yang dikirim ke majalah dan koran, kayak Manga Shounen dan Japan Post.
Mereka sudah berteman sejak di bangku SD. Nggak cuma itu, mereka juga sama-sama punya hobi menggambar. Tapi, hasil karya mereka ini sengaja disembunyikan karena malu kalau sampai teman-temannya ini tahu. Satu kesamaan lain dari duo mangaka ini adalah mereka sama-sama mengidolakan Osamu Tezuka, yang saat itu sedang mengerjakan serial manga Shin Takarajima.
Fun fact, duo mangaka ini sempat membuat alat proyektornya sendiri guna membantu proses pembuatan manganya. Berkat alat tersebut, mereka bisa memproduksi beberapa karya yang dikirim ke majalah dan koran, kayak Manga Shounen dan Japan Post.
Dengan royalti yang mereka dapat, mereka tabung buat beli peralatan gambar baru biar manga buatan mereka lebih bagus secara visual.
2. Restu dan Prediksi Sang "Bapak Manga"
Usai memulai debut di bangku SMA, Fujimoto dan Abiko-sensei akhirnya berhasil mewujudkan impiannya dengan mengunjungi kediamannya Osamu Tezuka. Di sana, duo mangaka ini menunjukkan salah satu karyanya yang berjudul Ben Hur.
Osamu-sensei memuji hasil karya mereka. Nggak cuma itu, beliau juga sampai memprediksi bahwa suatu saat Fujimoto dan Abiko-sensei akan menjadi sosok mangaka yang berpengaruh di dunia animanga.
Dan benar saja, beberapa karya mereka menjadi salah satu kenangan yang memorable bagi Otaku Veteran, mulai dari Ninja Hattori, P-Man sampai Doraemon.
Fun fact lainnya, pertemuan ketiga mangaka legendaris tersebut menjadi awal mula dari kolaborasi permanen mereka. Pada awalnya, Fujimoto dan Abiko-sensei memakai nama pena Tezuka Fujio. Kemudian per bulan November 1952, mereka menggunakan nama Ashizuka Fujio sebagai nama duet mereka.
Di poin sebelumnya, kita tahu kalau duo mangaka ini memakai nama pena Ashizuka Fujio. Nama ini diganti menjadi Fujiko Fujio per bulan Juli 1953.
Fun fact lainnya, pertemuan ketiga mangaka legendaris tersebut menjadi awal mula dari kolaborasi permanen mereka. Pada awalnya, Fujimoto dan Abiko-sensei memakai nama pena Tezuka Fujio. Kemudian per bulan November 1952, mereka menggunakan nama Ashizuka Fujio sebagai nama duet mereka.
3. Nama-Nama Pena
Ya, nama Fujiko Fujio sebenarnya adalah nama pena atau semacam nama samaran buat kalian yang belum tahu. Bukan nama untuk satu orang, tapi nama buat duet Fujimoto dan Abiko-sensei.Di poin sebelumnya, kita tahu kalau duo mangaka ini memakai nama pena Ashizuka Fujio. Nama ini diganti menjadi Fujiko Fujio per bulan Juli 1953.
Nah, biar orang awam nggak tertukar dengan identitas mereka berdua, Fujimoto-sensei memakai nama pena Fujiko F. Fujio, sementara Abiko-sensei memilih nama pena Fujiko Fujio A. Duo mangaka tersebut memakai nama penanya masing-masing per bulan Februari 1988 hingga akhir hayat mereka.
Uniknya, Fujimoto-sensei cuma bekerja beberapa hari saja, sebelum akhirnya kembali jadi mangaka. Sementara Abiko-sensei menjadikan mangaka sebagai pekerjaan sampingannya.

4. Masa Vakum
Baik Fujimoto-sensei maupun Abiko-sensei, keduanya adalah anak sulung dari keluarganya masing-masing. Usai lulus SMA di tahun 1952, mereka sempat vakum sebagai mangaka dengan mengambil pekerjaan full time. Fujimoto-sensei bekerja di sebuah perusahaan camilan, sedangkan Abiko-sensei bekerja di Perusahaan Koran Toyama.Uniknya, Fujimoto-sensei cuma bekerja beberapa hari saja, sebelum akhirnya kembali jadi mangaka. Sementara Abiko-sensei menjadikan mangaka sebagai pekerjaan sampingannya.
5. Perjalanan Dimulai

Di tahun 1954, Fujimoto-sensei mengajak Abiko-sensei untuk pindah ke Tokyo guna merintis karier sebagai mangaka profesional. Meski sempat berat hati karena harus meninggalkan pekerjaan full time-nya, Abiko-sensei pun menyetujui keinginan sang sahabat.
Awalnya, mereka jadi "anak kost" yang tinggal di kamar di lantai atas toko jam. Sampai akhirnya, Osamu-sensei dengan baik hati menawarkan duo Fujiko Fujio untuk tinggal di apartemen lamanya. Tentunya mereka menerima tawarannya Osamu-sensei.
Ternyata, apartemen tersebut bukan sembarang apartemen, melainkan "studio manga" yang dibungkus oleh penampilan dari sebuah apartemen. Di sinilah grup mangaka Shin Manga-To tercipta. Grup ini memproduksi 6 seri manga per bulannya, sekaligus menjadi asisten dalam pembuatan manga Jungle Taitei karya Osamu Tezuka.
Tapi, duo Fujiko Fujio mengaku kelelahan dalam bekerja dan memutuskan untuk pindah dari Tokyo. Akibatnya, banyak seri manga yang lewat dari deadline perilisan dan hilangnya kepercayaan para publisher manga atas kerja kerasnya mereka. Hal tersebut membuat duo Fujiko Fujio merasa bersalah.
Kini, mereka tinggal di Kawasaki, prefektur Kanagawa untuk memulai perjalanan barunya. Alhasil, studio manga Fujiko Studio pun didirikan di era 1960-an. Nggak cuma itu, mereka juga mendirikan studio anime-nya sendiri yang bernama Studio Zero.
Sedikit info soal Studio Zero, studio ini didirikan Fujiko Fujio bersama beberapa legend di industri hiburan Jepang, mulai dari Shinichi Suzuki (sutradara anime Astro Boy dan P-Man), Jirou Tsunoda, serta Shotaro Ishimori (Bapak Kamen Rider dan Super Sentai). Kemudian, Fujio Akatsuka (mangaka Osomatsu-kun dan Bakabon) ikut bergabung menjadi pekerja di studio ini.

Awalnya, mereka jadi "anak kost" yang tinggal di kamar di lantai atas toko jam. Sampai akhirnya, Osamu-sensei dengan baik hati menawarkan duo Fujiko Fujio untuk tinggal di apartemen lamanya. Tentunya mereka menerima tawarannya Osamu-sensei.
Ternyata, apartemen tersebut bukan sembarang apartemen, melainkan "studio manga" yang dibungkus oleh penampilan dari sebuah apartemen. Di sinilah grup mangaka Shin Manga-To tercipta. Grup ini memproduksi 6 seri manga per bulannya, sekaligus menjadi asisten dalam pembuatan manga Jungle Taitei karya Osamu Tezuka.
Tapi, duo Fujiko Fujio mengaku kelelahan dalam bekerja dan memutuskan untuk pindah dari Tokyo. Akibatnya, banyak seri manga yang lewat dari deadline perilisan dan hilangnya kepercayaan para publisher manga atas kerja kerasnya mereka. Hal tersebut membuat duo Fujiko Fujio merasa bersalah.
Kini, mereka tinggal di Kawasaki, prefektur Kanagawa untuk memulai perjalanan barunya. Alhasil, studio manga Fujiko Studio pun didirikan di era 1960-an. Nggak cuma itu, mereka juga mendirikan studio anime-nya sendiri yang bernama Studio Zero.
Sedikit info soal Studio Zero, studio ini didirikan Fujiko Fujio bersama beberapa legend di industri hiburan Jepang, mulai dari Shinichi Suzuki (sutradara anime Astro Boy dan P-Man), Jirou Tsunoda, serta Shotaro Ishimori (Bapak Kamen Rider dan Super Sentai). Kemudian, Fujio Akatsuka (mangaka Osomatsu-kun dan Bakabon) ikut bergabung menjadi pekerja di studio ini.
6. Lahirnya Doraemon

Di bulan Desember 1969, si robot Kucing warna biru yang terkenal dengan kantong ajaibnya ini resmi diperkenalkan dalam format manga. Untuk serialisasinya sendiri, manga Doraemon berlangsung selama 27 tahun dari periode 1969 sampai 1996, di tahun yang sama saat Fujimoto-sensei meninggal dunia.
Ada 821 chapter sepanjang serialisasinya selama 27 tahun tersebut, dengan seri anime-nya yang dirilis pertama kali pada 1 April 1973.
Nah, anime Doraemon sendiri mendapat 2 versi remake, dimana versi pertamanya dirilis pada 2 April 1973 sampai 18 Maret 2005, dan yang kedua di tanggal 22 April 2005 sampai sekarang.
Nah, anime Doraemon sendiri mendapat 2 versi remake, dimana versi pertamanya dirilis pada 2 April 1973 sampai 18 Maret 2005, dan yang kedua di tanggal 22 April 2005 sampai sekarang.
Ya, faktanya anime Doraemon masih dirilis di Jepang sampai detik ini. Selain anime, Doraemon juga diadaptasi ke dalam format film sampai game. Nggak cuma itu, Doraemon sudah jadi salah satu ikon di Jepang dengan banyaknya merchandise resmi yang sudah tersebar di seluruh dunia.

7. Akhir dari Persahabatan

Per tahun 1987, Fujimoto-sensei dan Abiko-sensei memutuskan untuk berpisah. Rumor menyebut kalau duo mangaka ini berbeda pendapat soal pasar manga buatannya. Abiko-sensei ingin karyanya ditujukan untuk pembaca dari umur remaja hingga dewasa, sedangkan Fujimoto-sensei memilih untuk membuat karya yang lebih "family friendly" dengan pasar anak-anak hingga remaja sebagai pembacanya.
Kedua mangaka tersebut bahkan sampai membuka studio cabangnya masing-masing di bawah nama Fujiko Studio.
Sampai pada akhirnya pada 23 September 1996, Fujimoto-sensei meninggal dunia akibat gagal ginjal. Sepeninggal Fujimoto-sensei, Abiko-sensei yang meneruskan serialisasi anime Doraemon selaku pencipta aslinya.
Ketika ditanya soal alasan mengapa dirinya pisah jalur dengan Fujimoto-sensei, ternyata itu semua adalah keputusan mereka berdua. Fujimoto-sensei berkata kepada Abiko-sensei di tahun 1986, bahwa dirinya di diagnosa mengalami kanker perut.
Sampai pada akhirnya pada 23 September 1996, Fujimoto-sensei meninggal dunia akibat gagal ginjal. Sepeninggal Fujimoto-sensei, Abiko-sensei yang meneruskan serialisasi anime Doraemon selaku pencipta aslinya.
Ketika ditanya soal alasan mengapa dirinya pisah jalur dengan Fujimoto-sensei, ternyata itu semua adalah keputusan mereka berdua. Fujimoto-sensei berkata kepada Abiko-sensei di tahun 1986, bahwa dirinya di diagnosa mengalami kanker perut.
Usai mengungkapkan penyakitnya, Fujimoto-sensei berdiskusi dengan sahabatnya itu terkait pembagian hak cipta dan royalti di masa depan. Dari situlah akhir dari kebersamaan mereka, namun bukan berarti kalau persahabatannya ini berakhir.
Abiko-sensei menjadi saksi dari berbagai pencapaian yang Ia dan sahabatnya peroleh sepeninggal Fujimoto-sensei, salah satunya adalah dengan dibangunnya Museum Fujiko F. Fujio yang terletak di Kawasaki, Kanagawa.
Abiko-sensei menjadi saksi dari berbagai pencapaian yang Ia dan sahabatnya peroleh sepeninggal Fujimoto-sensei, salah satunya adalah dengan dibangunnya Museum Fujiko F. Fujio yang terletak di Kawasaki, Kanagawa.
Museum ini didirikan pada 3 September 2011 dengan menampilkan sejumlah karya terbaik dari Fujimoto dan Abiko-sensei. Akhir kata di tanggal 6 April 2022 lalu, Abiko-sensei meninggal dunia di usia 88 tahun.
Pada akhirnya, kisah hidup Fujimoto-sensei dan Abiko-sensei bukan cuma tentang bagaimana mereka menciptakan karakter ikonik yang disukai seluruh dunia, tapi juga tentang persahabatan, mimpi, dan dedikasi yang mereka jaga sampai napas terakhir.
Walaupun keduanya sempat berpisah jalan, warisan yang mereka tinggalkan tetap hidup lewat Doraemon dan karya-karya lain yang masih dinikmati banyak orang hingga kini.
Dari Takaoka sampai ke seluruh dunia, nama Fujiko Fujio akan selalu dikenang sebagai duo yang berhasil menghadirkan keajaiban kecil bagi jutaan pembacanya. Dan lewat museum, anime, sampai berbagai adaptasi baru yang terus bermunculan, karya dan semangat mereka akan tetap abadi.
Gimana pendapat kalian soal Fujiko Fujio ini? Apa kalian punya fakta menarik lain seputar mereka, atau punya cerita menarik soal Doraemon yang mau kalian bagi bersama kita? Silahkan tulis di kolom komentar ya?
Sumber :
Gimana pendapat kalian soal Fujiko Fujio ini? Apa kalian punya fakta menarik lain seputar mereka, atau punya cerita menarik soal Doraemon yang mau kalian bagi bersama kita? Silahkan tulis di kolom komentar ya?
Sumber :



Post a Comment for "7 Fakta Menarik Fujiko Fujio: Dari Sahabat Sejati hingga Pencipta Doraemon"