Meditasi di Dalam Peti Mati: Konsep Relaksasi Unik dari Jepang
Jepang selalu dikenal dengan berbagai inovasi menarik dalam dunia gaya hidup dan kesehatan mental. Dari kafe kucing hingga pemandian air panas di pegunungan, negara ini terus menghadirkan cara-cara baru untuk relaksasi.
Kini, sebuah konsep unik dari Jepang kembali mencuri perhatian: sesi meditasi di dalam peti mati. Ya, Anda tidak salah baca—meditasi dengan berbaring di dalam peti jenazah sungguhan.
Meiso Kukan Kanoke-in, salon relaksasi yang baru dibuka musim gugur ini di kawasan Takadanobaba, Tokyo, menawarkan pengalaman meditasi yang tak biasa.
Nama "Meiso Kukan" berarti "ruang meditasi", sementara "Kanoke" adalah kata Jepang untuk peti mati. Tempat ini secara harfiah mengajak pengunjung untuk berbaring di dalam peti mati sebagai bagian dari praktik meditasi kontemporer.
Konsep Meditasi dengan Kesadaran Kematian
Kanoke-in mengusung filosofi meditasi yang mendalam dengan tagline "pengalaman meditasi di mana Anda dapat merenungkan kehidupan melalui kesadaran akan kematian". Konsep ini bertujuan untuk memberikan perspektif baru tentang kehidupan dengan cara yang tidak konvensional namun reflektif.
Setiap sesi berlangsung selama 30 menit, di mana peserta bebas memikirkan apa pun yang ada di benak mereka—baik secara mendalam maupun abstrak.
Bagi yang ingin istirahat total dari aktivitas berpikir, peserta juga bisa memilih untuk tidak memikirkan apa pun sama sekali. Selama sesi, musik penyembuhan diputar dan proyeksi visual yang menenangkan ditampilkan di langit-langit salon.
Peti mati yang digunakan adalah peti jenazah asli bergaya Jepang yang biasa dipakai dalam upacara pemakaman Buddha.
Peti ini memiliki dua bagian: tutup utama yang membentang sepanjang peti dan bukaan sekunder khusus untuk menampilkan wajah almarhum saat upacara peringatan.
Dalam sesi meditasi, bagian wajah tetap terbuka, namun peserta bisa meminta tutup utama tetap terbuka jika menginginkannya.
Persyaratan dan Keamanan Peserta
Meskipun terdengar ekstrem, Kanoke-in sangat memperhatikan keselamatan dan kenyamanan peserta. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum mencoba pengalaman unik dari Jepang ini.
Peserta harus berusia minimal 18 tahun sesuai hukum Jepang, memiliki tinggi badan maksimal 185 sentimeter, dan berat badan tidak melebihi 90 kilogram.
Yang paling penting, peserta harus dalam kondisi kesehatan fisik dan mental yang baik. Pihak salon menegaskan bahwa tujuan layanan ini adalah memberikan atmosfer reflektif yang unik, bukan memicu reaksi depresi pada mereka yang mengalami kondisi psikologis tertentu.
Orang dengan claustrophobia atau ketakutan pada ruang sempit juga disarankan untuk tidak mencoba layanan ini.
Meski peti yang digunakan bergaya pemakaman Buddha, sesi meditasi ini bersifat sekuler dan terbuka untuk semua kalangan tanpa memandang agama atau kepercayaan.
Harga dan Jadwal Kunjungan
Untuk mencoba pengalaman meditasi yang tidak biasa ini, pengunjung perlu membayar 2.000 yen atau sekitar 200 ribu rupiah per sesi. Jadwal biasanya tersedia empat kali sehari pada pukul 11 pagi, 1 siang, 3 sore, dan 5 sore.
Namun, jadwal dapat bervariasi tergantung tanggal, sehingga calon peserta disarankan untuk mengecek jadwal terkini melalui website resmi Kanoke-in.
Konsep meditasi ini mencerminkan pendekatan Jepang yang unik dalam menghadapi topik tabu seperti kematian. Alih-alih menghindarinya, mereka mengubahnya menjadi alat untuk introspeksi dan apresiasi kehidupan.
Bagi mereka yang tertarik dengan pengalaman meditasi yang benar-benar berbeda dan berani menghadapi simbolisme kematian untuk merenungkan makna hidup, Meiso Kukan Kanoke-in menawarkan pengalaman yang tak terlupakan di jantung kota Tokyo.
Source: Sora News

Post a Comment for "Meditasi di Dalam Peti Mati: Konsep Relaksasi Unik dari Jepang"