Fenomena Amplop Cokelat JLPT 2025: Banjir Kartu Merah
credit: FIB Jepang UNPAD
JLPT 2025 telah usai, dan pada sesi Desember tahun ini ada satu fenomena yang cukup bikin geger di media sosial yaitu fenomena amplop cokelat.
Seperti yang diketahui, aturan ujian JLPT setiap tahunnya selalu ada sedikit perubahan. Tidak terkecuali tahun ini yang berujung pada pemberhentian ujian secara massal bukan karena kesalahan teknis, melainkan kesalahan yang dilakukan oleh peserta ujian.
Lantas, apa itu fenomena "amplop cokelat" dan mengapa banyak terjadi pelanggaran? Yuk, simak selengkapnya di sini
Apa itu JLPT?
JLPT atau yang dikenal sebagai (Japanese Language Proficiency Test) adalah sebuah ujian kompetensi berbahasa Jepang yang dikeluarkan oleh Japanese Foundation, dibawah naungan Kementerian Pendidikan Jepang.
Setiap tahunnya, JLPT diadakan selama 2 kali yaitu; bulan Juli dan Desember. Ujian ini diadakan di banyak negara dan dilaksanakan secara serentak, termasuk di Indonesia.
Ujian JLPT sendiri terdiri dari beberapa elemen yang mengetes kemampuan berbahasa Jepang, baik secara lisan, tulisan hingga pemahaman kosakata dan tata bahasa.
- 言葉 (Kotoba/Kemampuan Pemahaman Kosakata)
- 文法 (Bunpou/Kemampuan Pemahaman Tata Bahasa)
- 聴解 (Choukai/Kemampuan Membaca)
- 読解 (Dokkai/Kemampuan Mendengar)
Terdapat 5 tingkatan dalam ujian JLPT, mulai dari N5 yang terendah hingga N1 sebagai level tertinggi. N5 - N4 biasanya menguji kemampuan materi yang diajarkan di kelas, sedangkan N3 merupakan peralihan dari kemampuan dasar menuju tingkat lanjut.
N2 - N1 biasanya menguji kemampuan berbahasa yang umum dipakai oleh orang Jepang dalam banyak situasi. Termasuk situasi formal sekalipun
Aturan Ujian JLPT
credit : JLPT Official Site
Setiap satu bulan sebelum ujian dimulai, pihak penyelenggara JLPT biasanya akan membagikan aturan, lokasi dan jadwal ujian melalui situs resmi JLPT.
Dalam aturan tersebut, dijelaskan apa yang harus dibawa dan dilakukan ketika ujian berlangsung. Salah satunya adalah tidak boleh menyalakan gawai dalam bentuk apapun selama ujian, bahkan ketika rehat tiap pergantian sesi.
Apabila tertangkap oleh pengawas, maka peserta akan dinyatakan diskualifikasi dan hasil ujiannya akan dianggap tidak sah.
Fenomena "Amplop Cokelat" JLPT 2025
Sebagaimana yang sedang ramai di media sosial dalam sepekan terakhir mengenai fenomena "Amplop Cokelat" pada ujian JLPT 2025 yang terjadi di Jepang.
Isu ini mencuat kala banyak peserta JLPT di Jepang harus mengakhiri ujian lebih awal dikarenakan membuka "amplop" yang berisikan gawai mereka. Biasanya pengawas akan memberikan amplop cokelat yang kemudian digunakan untuk menyimpan gawai peserta selama ujian.
Pengawas ujian sudah memberikan penjelasan bahwa amplop tersebut dilarang untuk dibuka hingga ujian selesai. Namun sayang, banyak dari mereka yang tidak mengindahkan aturan tersebut sehingga harus terkena kartu merah dan keluar dari ruangan.
Video ini viral pertama kali melalui kanal TikTok yang diunggah oleh Windy2680. Ia membagikan video berisi para peserta JLPT yang keluar ruangan, dengan caption "Map Keramat".
div>Video tersebut sudah ditonton lebih dari 4 ribu kali. Hal ini juga memicu banyak reaksi, salah satunya dari influencer Indonesia yaitu akun @kanankiriwow.@windi8601 Map keramat #jlpt #jlpt2025 #日本語能力試験 #fyp #kenshuseijapan🇮🇩🇯🇵🎌 ♬ suara asli - ALROSTA OFFC
Sebenarnya aturan mengenai "amplop" ini sudah lama dijalankan. Namun saja beritanya viral dikarenakan peserta yang terkena kartu merah bukanlah peserta tingkat dasar.
Melainkan peserta tingkat lanjutan, sebagaimana beredarnya banyak postingan di sosial media. Salah satunya postingan dari akun FB bernama Animee Journey.
Pada akhirnya, Jepang memang terkenal sangat ketat dan disiplin dalam menjalankan aturan. Sebuah hal yang seharusnya sudah kita lakukan sebagai calon pekerja maupun orang yang hendak pergi maupun berpindah ke Jepang.
Maka dari itu, yuk guys mulai deh pelan-pelan belajar untuk disiplin dan taat sama aturan ya!
Post a Comment for "Fenomena Amplop Cokelat JLPT 2025: Banjir Kartu Merah"